Jumat, 06 Juli 2012

Meraih Cahaya Illahi dengan Bioenergi

Syaiful M. Maghsri sebagai Penemu dan Formulator Ilmu Bioenergi menuturkan bahwa Bioenergi merupakan tradisi spiritual, yang bertujuan untuk mengembalikan setiap orang yang mempelajarinya, mempratekkannya kembali pada jalur agamanya masing-masing yang tidak bertentangan dengan syariat atau aqidah. Jadi Bioenergi merupakan Seni menyadari hidup, jadi sedikit kesadaran saja akan mengembalikan seseorang pada jalan Tuhan menjadi hamba Tuhan yang menjalankan kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Menurut Syaiful M. Maghsri kerangka epistemologis praktik spiritual Bioenergisebagai teknologi spiritual dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pertama, di dalam Bioenergi, dikenal ritual awal yang disebut Adjustment. Seorang calon peserta pelatihan Ilmu Bioenergi akan menjadi peserta dan praktis dapat menjalankan pola olah psiko-spiritual setelah mendapatkan Adjustment (penyesuaian energi) bersama Bapak HM. Syaiful M. Maghsri. Penyesuaian energi (Adjustment) ini merupakan ritual universal dalam seluruh Program Bioenergi. Penyesuaian energi dimaksudkan untuk mnyelaraskan energi yang berada dalam diri peserta pelatihan Ilmu Bioenegi ataupun di Alam Semesta agar dapat melakukan aktivitas dalam tradisi spiritual yang akan dijalani. Dengan demikinan, jelas bahwa secara epistemologi, ilmu dasar spiritual Bioenergi diperoleh melalui penyesuaian energi yang hanya dapat dilakukan atau dibimbing oleh seorang Master Bioenergi atas izin Allah SWT. Selanjutnya, pengembangan teori spiritual didapat melalui pelajaran dan pengalaman individual peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi.
  2. Kedua, kondisi pikiran dalam pemanfaatan Bioenergi adalah sikap no mind atau tawakal adalah sikap baku, yaitu sikap tanpa konsentrasi apa pun. Hanya sikap no mond (pasrah kepada prakarsa Ilahi, tanpa menggunakan kekuatan pikiran). Praktik Bioenergi akan bekerja dengan kecerdasannya secara otomatis sesuai nilai praktis tanpa perlu diatur oleh praktisi.
  3. Ketiga, konsep-konsep spiritual tinggi yang ditekankan dalam Bioenergi adalah menuju kesadaran ruhaniyyah, yaitu kesadaran bahwa manusia tidak sekadar makhluk fisik-jasmaniah. Kesadaran ini begitu penting untuk peningkatan kualitas spiritual manusia. Karena itulah maka dalam pemanfaataan Bioenergi memiliki pola-pola ritual seperti do’a, zikir dan kontemplasi (murâqabah) untuk meningkatkan kesehatan, keselarasan dan keseimbangan dalam arti luas. Bioenergi memiliki paradigma dasar bahwa penting bagi manusia untuk memanfaatan energi Ilahi untuk membersihkan diri (self healing) dengan cara pembersihan tubuh dari segala bentuk energi negatif (takhalli) dan menghias diri dengan energi positif (tahalli). Bioenergi memiliki basis psikologis, yaitu upaya untuk mengakses energi Allah SWT yang disebut energi hidup (Bioenergi) atau dalam istilah tasawuf disebut nûr Muhammad dan menyalurkannya untuk penempaan bathin. Hal ini dimaksudkan untuk perluasan kesadaran menuju kesadaran yang lebih tinggi dari sekadar kesadaran sebagai makhluk fisik.
  4. Keempat, Trend image Bioenergi yang ditujukan untuk pembersihan diri dari berbagai bentuk energi negatif (penyakit fisik, psikis dan energi negatif yang menghambat spiritualitas). Pembersihan diri dari energi negatif dalam bentuk apa pun dan peningkatan spiritualitas adalah tujuan dari Bioenergi. Munculnya kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh sebagian praktisi Bioenergi juga menjadi persoalan inheren dalam tradisi Bioenergi.
  5. Kelima, Praktisi Bioenergi dapat melakukan proses-proses meditasi spiritual dengan menggunakan pola-pola zikir. Zikir dan suluk dalam Bioenergi bisa dijalankan dengan melakukan pemanfaatan Bioenergi sebagai sebuah metode. Dalam pemanfaatan Bioenergi akan sangat terbantu jika diisi dengan muatan sufistik (disertai zikir-zikir khas tasawuf). Hal ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas energi. Peningkatan kualitas khusyu’ (ikhlas, tenang, sabar).
  6. Keenam, Bioenergi bersifat Universal (tidak terikat agama tertentu), dan bersifat religius-teologis, artinya, tradisi Bioenergi mengharuskan sikap pasrah (tawakkal) dalam praktik olah psikis dan spiritual. Bioenergi juga merupakan ilmu (pengetahuan teori) dan amal (praktik).

Pencerahan ruhaniah hanya didapatkan dengan evolusi spiritual, yaitu peningkatan spiritualitas dari maqam kehidupan orientasi jasmaniah (maqam al-nafs) menuju kehidupan sampai menikmati komunikasi intensif dengan Allah SWT (maqam al-wishal). Dalam perjalanan ini, seorang praktisi Bioenergi akan terbantu jika pada saat yang sama mendalami tasawuf, karena mempermudah praktisi Bioenergi mencapai kondisi khusyuk hingga gelombang pikiran masuk ke kondisi fana (theta). Menurut Syaiful M. Maghsri bahwa tingkat gelombang pikiran secara umum sebagaimana menjadi ukuran yaitu, Beta (14-20 MHz), Alpha (7-14 MHz), Theta (4-7 MHz) dan Delta (0,-4). Dengan praktik Bioenergi, maka praktisi Bioenergi akan mudah memasuki gelombang alpha (khusyu), theta (fana), hingga delta (baqa).

Metode zikir dalam pemanfaatan Bioenergi menjadi metode efektif untuk mengantarkan para praktisi Bioenergi dalam kondisi psikologis yang langsung mengarah pada pencerahan ruhaniah.

Menurut Syaiful M. Maghsri, orang yang beragama Islam akan dapat memantapkan kualitas energi dan peningkatan spiritual secara lebih cepat jika bisa menerapkan ajaran-ajaran dasar tasawuf dalam praktik Bioenergi. Kedua praktik spiritual ini, digabung atau sendiri-sendiri akan dapat memproduksi situasi-situasi kesadaran tinggi menuju kesempurnaan eksistensi. Dibawah ini akan dijabarkan tentang praktik Bioenergi yang bermuatan tasawuf. ( Dari hasil pemahaman pengamatan dan praktik penulis). Baca buku Pencerahan atau klik www.syaifulmaghsri.com

0 komentar:

Posting Komentar